Senin, 19 Juli 2010
Presidenku
4:37 PM |
Diposting oleh
Yeti Widayanti |
Edit Entri
"Pak SBY mohon pindah ke Istana. Kami saban hari sengsara tiap anda dan keluarga keluar dari rumah di Cikeas", begitulah pernyataan yang ditulis oleh Hendra NS, salah seorang tetangga Pak SBY di Cibubur, yang ditulis di rubrik Suara Pembaca KOMPAS tanggal 16 Juli 2010.
Padahal saat itu, Hendra sudah menghentikan mobilnya di pinggir jalan karena rombongan SBY hendak melalui jalan tersebut. Hendra tidak sendirian, ada banyak mobil yang juga berhenti di belakang Hendra.
"Mobil Patwal yang tepat di depan saya dengan isyarat tangan memerintahkan saya untuk bergerak ke kiri. Secara perlahan saya pun ke kiri," kata Hendra.
"Namun, muncul perintah lain lewat pelantam suara untuk menepi ke kanan dengan menyebut merek dan tipe mobil saya secara jelas. Saat saat ke kanan, Patwal di depan murkan dan bilang ke kiri. Saya ke kiri, suara dari pelantam membentak kek kanan. Saya bingung dan panik, saya pun diam menunggu perintah mana yang saya laksanakan," lanjut Hendra.
Karena Hendra diam, petugas Patwal yang berada di dalam mobil turun dari mobil dan memukul kap dan spion mobil Hendra. Tak cuma itu, petugas itu bahkan mengeluarkan kalimat ancaman.
"Apa mau Anda saya bedil (tembak)," tulis Hendra menirukan petugas Patwal itu. Pengalaman ini menimbulkan trauma bagi Hendra dan putrinya.
(Sungguh kejadian yang membuat hati miris)
Usai mendapat kritikan melalui Redaksi Yth di harian Kompas, Jumat (16/7) kemarin, presiden langsung menginstruksikan kepada internal Paspampres untuk melakukan penyelidikan dengan cermat atas laporan tersebut. Jika terbukti melakukan perbuatan sebagaimana yang diceritakan dalam surat pembaca, sanksi tegas akan diberikan kepada aparat yang bertugas.
Betul itu pak! Sebagai pimpinan bapak harus mendidik anak buah bapak menjadi abdi negara yang 'tahu diri' terhadap masyarakat. Jangan hanya tau diri kepada Presiden saja.
"Sebagai tetangga dekat Pak SBY, hampir saban hari saya menyaksikan arogansi Patroli dan Pengawalan (Patwal) iring-iringan Presiden di jalur Cikeas-Cibubur sampai Tol Jagorawi. Karena itu saya -dan mayoritas pengguna jalan itu- memilih menghindar dan menjauh bila terdengar sirene Patwal," tulis Hendra.
Hendra juga mengalami perlakuan yang sangat tidak mengenakkan dari para pengawal orang nomor satu di Indonesia itu pada Jumat 9 Juli sekitar pukul 13.00 WIB di pintu Tol Cililitan.
Padahal saat itu, Hendra sudah menghentikan mobilnya di pinggir jalan karena rombongan SBY hendak melalui jalan tersebut. Hendra tidak sendirian, ada banyak mobil yang juga berhenti di belakang Hendra.
"Mobil Patwal yang tepat di depan saya dengan isyarat tangan memerintahkan saya untuk bergerak ke kiri. Secara perlahan saya pun ke kiri," kata Hendra.
"Namun, muncul perintah lain lewat pelantam suara untuk menepi ke kanan dengan menyebut merek dan tipe mobil saya secara jelas. Saat saat ke kanan, Patwal di depan murkan dan bilang ke kiri. Saya ke kiri, suara dari pelantam membentak kek kanan. Saya bingung dan panik, saya pun diam menunggu perintah mana yang saya laksanakan," lanjut Hendra.
Karena Hendra diam, petugas Patwal yang berada di dalam mobil turun dari mobil dan memukul kap dan spion mobil Hendra. Tak cuma itu, petugas itu bahkan mengeluarkan kalimat ancaman.
"Apa mau Anda saya bedil (tembak)," tulis Hendra menirukan petugas Patwal itu. Pengalaman ini menimbulkan trauma bagi Hendra dan putrinya.
(Sungguh kejadian yang membuat hati miris)
Tentunya presiden juga akan melihat ini sebagai masukan, dan terimakasih telah dikoreksi,” kata Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha kepada detikcom, Jumat (17/7) malam.
Usai mendapat kritikan melalui Redaksi Yth di harian Kompas, Jumat (16/7) kemarin, presiden langsung menginstruksikan kepada internal Paspampres untuk melakukan penyelidikan dengan cermat atas laporan tersebut. Jika terbukti melakukan perbuatan sebagaimana yang diceritakan dalam surat pembaca, sanksi tegas akan diberikan kepada aparat yang bertugas.
Betul itu pak! Sebagai pimpinan bapak harus mendidik anak buah bapak menjadi abdi negara yang 'tahu diri' terhadap masyarakat. Jangan hanya tau diri kepada Presiden saja.
Label:
Negeriku
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Blog Archive
-
▼
2010
(65)
-
▼
Juli
(22)
- Haji Yusuf Amin, Kisah Sukses Penjual Gorengan Cen...
- Ayo Berhenti Merokok
- Bahaya Merokok
- Hukum Merokok
- TAUFIQ ISMAIL, Jalan Indah Nan Berliku Sang Penyair
- Perempuan Berbudi Pekerti
- LSM Ummi Maktum Voice
- Disayang Gusti Allah
- Presidenku
- Tentang Rasa
- "Untuk Acah"
- Bandung Hujan Lagi
- Harapan
- Kejadian Misterius di Perang Gaza
- Mouseless, Si Tikus Ajaib
- Hasil Akhir Dari Laga Piala Dunia 2010
- Ilmuwan Temukan Zat Penekan Rasa Lapar
- Cut Tari Ditetapkan Sebagai Tersangka
- Diet Cara Sehat
- Sindrom Golda Meir
- Apakah Anda Seorang Penderita Gangguan Kecemasan B...
- Puisi Cintaku
-
▼
Juli
(22)
Blog Sahabat
-
Cara Cek Online Keaslian Sertifikat Vaksin Meningitis4 tahun yang lalu
-
CATATAN KECIL SEORANG WANITA8 tahun yang lalu
-
-
Inilah 5 Jam Tangan Pintar Terbaik di Tahun 20149 tahun yang lalu
-
Pendaftaran CPNS Diundur Sampai 7 September 201410 tahun yang lalu
-
Tas Indian Kulit Asli11 tahun yang lalu
-
Harlem Shake11 tahun yang lalu
-
Rambut Siwi Temple11 tahun yang lalu
-
11 Bagian Tubuh yang Bisa Berakibat Fatal Bila Dipukul12 tahun yang lalu
-
Angry Birds Hadir di Facebook12 tahun yang lalu
-
Internet Download Mnager 6.07 build 913 tahun yang lalu
-
Kiper-kiper Terbaik Sepanjang Masa13 tahun yang lalu
-
Membuat Form Transparan dengan Visual Basic14 tahun yang lalu
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
zeffa09. Diberdayakan oleh Blogger.
Category
- Alamku (2)
- Berita selebritis (1)
- Bisnis Online (12)
- Curhat (2)
- Dunia (2)
- Dunia Islam (8)
- Inspirasi (9)
- Jokes (1)
- Keluarga (4)
- Kesehatan (10)
- Lirik lagu (2)
- Mario Teguh (2)
- Negeriku (23)
- Olahraga (8)
- Pendidikan (2)
- Puisiku (2)
- Renungan (13)
- SWOM (1)
- Teknologi (14)
- UMV (1)
0 komentar:
Posting Komentar